Di Auditorium TDMRC Universitas Syiah Kuala, kuliah tamu “Ekosistem Terpadu: Merajut Masa Depan Megafauna Laut melalui Penelitian dan Kepedulian terhadap Laut” diselenggarakan dengan sukses oleh Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala. Acara hybrid ini menghadirkan akademisi terkemuka dan ahli dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Untuk mendukung pelestarian megafauna laut seperti penyu, paus, dan hiu, yang sangat penting untuk keseimbangan ekosistem laut Indonesia, kuliah tamu ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan praktisi kelautan.
Prof. Dr. Ir. Taufiq Saidi, M.Eng., IPU, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kemitraan, dan Bisnis Universitas Syiah Kuala membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, beliau menyoroti betapa pentingnya kerja sama lintas disiplin untuk mengelola sumber daya kelautan, terutama dalam menghadapi masalah global seperti polusi plastik, perubahan iklim, dan degradasi habitat laut.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan (Implementing Agreement) antara Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Kerja sama ini membentuk fondasi yang kokoh untuk kolaborasi dalam riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat di bidang konservasi kelautan.
Selain itu, acara ini juga menandai peluncuran inisiatif Friend Of The Sea, sebuah program dari Program Studi Ilmu Kelautan USK. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya laut dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut.

Dalam sesi kuliah tamu, lima narasumber memaparkan topik terkait konservasi megafauna laut:
1. Dr. Iman Wahyudin, SP., M.Si. – Ketua Tim Kerja Perlindungan Jenis Ikan dan Analis Pengusahaan Jasa Kelautan Ahli Madya, Direktorat Konservasi Spesies dan Genetik, KKP RI.
2. Permana Yudiarso, S.T., M.T. – Direktur Pemanfaatan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Penataan Ruang Laut, KKP RI.
3. Hendrisman, S.T. – Plt. Kepala BPSPL Padang.
4. Kris Handoko, A.Pi., MT – Ahli Madya BPSPL Padang.
5. Prof. Dr. Nur Fadli, M.Sc – Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan FKP USK.
Para narasumber membahas banyak masalah penting, seperti kebijakan konservasi spesies dan genetik, pentingnya penataan ruang pesisir untuk melindungi sumber daya perikanan, pengakuan konflik antara masyarakat dan satwa seperti buaya, dan cara cepat untuk menangani megafauna yang terkena dampak.
Koordinator Program Studi Ilmu Kelautan, Haekal Azief Haridhi, S.Kel., M.Sc, Ph.D, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan akademisi serta membangun jaringan lintas sektor guna mendukung pengelolaan laut yang berkelanjutan.
“Melalui diskusi lintas disiplin ini, kami berharap dapat memupuk komitmen bersama antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk melestarikan megafauna laut. Dengan adanya MoU dan peluncuran Friend of the Sea, kami optimis kerja sama ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak positif di lapangan,” ujar Dr. Haekal pada Selasa, 27 Mei 2025.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 46 peserta, termasuk perwakilan dari instansi pemerintah, organisasi non-pemerintah, universitas, media, dan komunitas akademik nasional. Antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak mencerminkan besarnya perhatian terhadap isu konservasi laut di Indonesia. Kuliah tamu ini menjadi tonggak penting dalam mendukung Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat di sektor kelautan. Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, kebijakan, dan partisipasi masyarakat, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut demi masa depan yang lebih baik.
No responses yet